Danone International tampaknya ingin membuat citra ''green industry''. Perusahaan yang memegang merek air minum dalam kemasan Aqua melalui Danone Indonesia sedang melakukan penelitian untuk menggunakan plastik yang ramah lingkungan.
Hal tersebut terungkap pada siaran pers PT. Aqua Golden Mississipi Tbk yang diterima di Jakarta, hari minggu,9/5/2010.
''Kami ingin mengurangi jejak karbon produk kami. Bahkan botol Aqua yang ada sekarang pun beratnya sudah jauh berkurang,'' jelas Parmaningsih Hadinegoro, direktur PT. Aqua Golden Mississipi Tbk.
Dalam diskusi bertema ''Bersama Kita Mengatasi Perubahan Iklim'' dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), masalah sampah plastik yang dihasilkan perusahaan air minum dalam kemasan diangkat dan dianggap sebagai persoalan lingkungan yang serius. Salah satu anggota DPR Deddy Suwandi Gumelar yang juga hadir dalam diskusi tersebut menambahkan perlunya ditemukan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Parmaningsih juga menambahkan bahwa limbah botol plastik dari air minum dalam kemasan tidak perlu dirisaukan karena dapat didaur ulang menjadi berbagai peralatan rumah tangga. Bahkan sampah plastik tersebut bisa diekspor ke luar negeri, seperti Cina.
Sebagai informasi, sampah plastik mempunyai daur siklus terbatas hingga kualitas tertentu yang masih bisa diubah menjadi produk lain, setelah itu tetap akan menjadi limbah. Sementara negara yang bersedia membeli sampah plastik tersebut pada dasarnya berusaha menekan emisi karbon dan minyak bumi sebagai bagian dari proses produksi plastik.
Menurut Parmaningsih, Aqua juga melakukan pembinaan terhadap para pemulung serta memberikan berbagai fasilitas antara lain berupa penyediaan air bersih dan sanitasi di lingkungan pemulung sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap sesama dan lingkungan.
Tampaknya Aqua akan menjadi perusahaan yang ''green industry'' jika kemasan-kemasan produk air minum dalam kemasannya bisa menggunakan hasil riset bioplastik yang sedang dilakukannya, bukan mengandalkan pihak lain yang mendaur ulang dan membeli limbahnya.
Hal tersebut terungkap pada siaran pers PT. Aqua Golden Mississipi Tbk yang diterima di Jakarta, hari minggu,9/5/2010.
''Kami ingin mengurangi jejak karbon produk kami. Bahkan botol Aqua yang ada sekarang pun beratnya sudah jauh berkurang,'' jelas Parmaningsih Hadinegoro, direktur PT. Aqua Golden Mississipi Tbk.
Dalam diskusi bertema ''Bersama Kita Mengatasi Perubahan Iklim'' dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), masalah sampah plastik yang dihasilkan perusahaan air minum dalam kemasan diangkat dan dianggap sebagai persoalan lingkungan yang serius. Salah satu anggota DPR Deddy Suwandi Gumelar yang juga hadir dalam diskusi tersebut menambahkan perlunya ditemukan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Parmaningsih juga menambahkan bahwa limbah botol plastik dari air minum dalam kemasan tidak perlu dirisaukan karena dapat didaur ulang menjadi berbagai peralatan rumah tangga. Bahkan sampah plastik tersebut bisa diekspor ke luar negeri, seperti Cina.
Sebagai informasi, sampah plastik mempunyai daur siklus terbatas hingga kualitas tertentu yang masih bisa diubah menjadi produk lain, setelah itu tetap akan menjadi limbah. Sementara negara yang bersedia membeli sampah plastik tersebut pada dasarnya berusaha menekan emisi karbon dan minyak bumi sebagai bagian dari proses produksi plastik.
Menurut Parmaningsih, Aqua juga melakukan pembinaan terhadap para pemulung serta memberikan berbagai fasilitas antara lain berupa penyediaan air bersih dan sanitasi di lingkungan pemulung sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap sesama dan lingkungan.
Tampaknya Aqua akan menjadi perusahaan yang ''green industry'' jika kemasan-kemasan produk air minum dalam kemasannya bisa menggunakan hasil riset bioplastik yang sedang dilakukannya, bukan mengandalkan pihak lain yang mendaur ulang dan membeli limbahnya.
No comments:
Post a Comment