Sumber : Planet Hijau
Setiap tahun pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti surya dan angin bertambah dalam skala MegaWatt. Namun sayangnya hingga saat ini media penyimpan surplus energi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik energi terbarukan masih belum menemukan kematangan teknologinya. Baterai hingga kini memang masih menjadi alternatif utama, namun harganya yang mahal dan keterbatasan siklus isi ulangnya merupakan kendala tersendiri yang kini masih dicarikan penyelesaiannya oleh para ilmuwan.
Beralih dari baterai, para peneliti di Jerman telah menemukan metode baru untuk menyimpan kelebihan produksi listrik dari pembangkit energi terbarukan. Jika selama ini gas dibakar untuk menghasilkan listrik, maka proses tersebut dibalik. Kelebihan energi listrik diubah menjadi gas alam sintetis.
Metode tersebut dikembangkan oleh Center for Solar Energy and Hydrogen Research (ZSW) di Baden-Württemberg, Jerman dan bekerja sama dengan Fraunhofer Institute for Wind Energy and Energy System Technology (IWES) dan Solar Fuel Technology, sebuah perusahaan Austria yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan implementasinya pada industri.
Proses yang digunakan untuk konversi masih mengandalkan elektrolisa dengan methanisasi, yaitu proses pencampuran antara hidrogen dan karbon dioksida. Hasil reaksi kimia yang terjadi adalah metan sintetis. Keuntungannya adalah gas metan yang dihasilkan bisa dicampur dengan gas alam dan kemudian disalurkan ke infrastruktur saluran pipa distribusi gas yang ada, tanpa perlu pembuatan infrastruktur terpisah.
Sebuah sistem untuk keperluan uji coba juga telah dibangun di fasilitas Solar Fuel Technology di Stuttgart dan berhasil beroperasi sesuai yang diharapkan. Rencananya sistem yang lebih besar akan dibangun dan menghasilkan daya hingga 10MW.
esciencenews
No comments:
Post a Comment